Jumat, 23 Juli 2010

masjid


Masjid Istiqlal

 

 

A. Selayang Pandang. Masjid Istiqlal merupakan masjid megah yang berdiri kokoh di pusat Ibukota Republik Indonesia, Jakarta. Masjid megah ini didirikan pada tanggal 24 Agustus 1961 dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 22 Februari 1978. Pada tahun 1970-an, masjid ini merupakan masjid termegah di kawasan Asia Tenggara. Kemegahan masjid ini merupakan simbol rasa syukur atas karunia Tuhan berupa kemerdekaan bangsa Indonesia. Nama istiqlal berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti sepadan dengan kata “kemerdekaan”. Ide pembangunan masjid ini awalnya muncul pada tahun 1949, yakni setelah penyerahan kedaulatan negara oleh Pemerintah Kolonial Belanda kepada rakyat Indonesia. Ide ini lahir dari para ulama dan tokoh ternama pada saat itu, di antaranya K.H. Wahid Hasyim (Menteri Agama RI pertama), H. Agus Salim, Anwar Cokroaminoto, Ir. Sofyan, dan K.H. Taufiqurrahman. Ide pembanguan masjid ini disambut hangat oleh presiden RI saat itu, Ir. Soekarno. Bahkan pada waktu itu Ir. Soekarno berusaha keras membantu realisasi pembangunan masjid.Setelah mendapat persetujuan, pada tahun 1953, dibentuklah panitia pembangunan masjid yang diketuai oleh Anwar Cokroaminoto, yang selanjutnya ditunjuk sebagai Ketua Yayasan Masjid Istiqlal. Kepanitiaan ini bertugas untuk merealisasikan pembangunan masjid secara keseluruhan. Melalui kepanitiaan ini, pada tahun 1954, Ir. Soekarno diangkat sebagai Kepala Bagian Teknik Pembangunan Masjid Istiqlal dan juga ditetapkan sebagai juri sayembara maket pembangunannya.Pada tahun 1955, panitia ini mengadakan sayembara membuat sketsa dan maket pembangunan Masjid Istiqlal. Konon, sayembara ini diikuti oleh 30 peserta. Di antara 30 peserta tersebut terdapat 27 orang yang menyerahkan sketsa dan maketnya. Namun, dari 27 peserta hanya 22 peserta yang memenuhi persyaratan lomba. Setelah menilai dan mengevaluasi, akhirnya dewan juri menetapkan lima peserta sebagai nominator. Lima peserta tersebut adalah F. Silaban dengan tema “ketuhanan”, R. Oetoyo dengan tema “istigfar”, Hans Groenewegen dengan tema “salam”, lima mahasiswa ITB dengan tema “ilham”, dan tiga mahasiswa ITB dengan tema “khatulistiwa”. Setelah melalui proses panjang, dewan juri kemudian menetapkan F. Silaban sebagai pemenang. F. Silaban adalah seorang keturunan Batak yang beragama Nasrani.Proyek pembangunan masjid ini ternyata tidak berjalan secara mulus dan mudah. Sejak direncanakan pada tahun 1950-an hingga 1960-an masjid ini belum selesai didirikan. Tersendatnya pembangunan ini dikarenakan situasi politik pada saat itu yang memang kurang mendukung dan menguntungkan. Pada tahun-tahun itu, demokrasi parlementer diterapkan. Partai-partai politik saling bertikai dan memperebutkan kepentingannya masing-masing. Kondisi ini memuncak pada 1965—1966 saat meletus peristiwa G30 S/PKI. Praktis pada saat itu pembangunan masjid terhenti sama sekali.Setelah situasi politik mereda, Menteri Agama pada saat itu, K.H. M. Dahlan, memelopori pembangunan kembali masjid ini. Kepengurusan Ir. Soekarno kemudian diganti oleh K.H. Idham Chalid yang bertindak sebagai Koordinator Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal yang baru. Di bawah kepengurusan baru, proses pembangunan masjid ini akhirnya selesai pada tanggal 31 Agustus 1967 dan diresmikan pada tanggal 22 Februari 1978 oleh Presiden Soeharto.

 

 

 

B. Keistimewaan

 

Masjid Istiqlal memang terkenal dengan kemegahan bangunannya. Luas bangunannya sekitar 2,5 hektar dan menempati area tanah seluas 9,5 hektar dengan tinggi sekitar 55,8 meter. Karena bangunan yang begitu besar dan luas, masjid ini dapat menampung sekitar 200.000 jamaah. Selain terkenal dengan kemegahannya, masjid ini juga mempunyai arsitektur yang khas. Corak bangunannya bergaya arsitektur Islam modern. Wisatawan yang berkunjung ke masjid ini dapat melihat konstruksi kokoh bangunan masjid yang didominasi oleh batuan marmer dan besi anti karat, mulai dari lantai, dinding, hingga kubahnya. Kubah masjid ini sendiri mempunyai diameter 45 meter yang terbuat dari kerangka baja stainless steel dari Jerman Barat dengan berat 86 ton. Bagian luar kubah dilapisi dengan keramik. Ukuran diameter kubah (45 meter) melambangkan penghormatan dan rasa syukur kepada Tuhan atas karunia kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945.Masjid ini mempunyai lantai berjumlah lima. Atap kubahnya ditunjang oleh 12 kolom yang berdiameter 2,5 meter. Lima lantai melambangkan shalat lima waktu yang menjadi kewajiban umat Islam, sedangkan 12 kolom melambangkan tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW (12 Rabiul Awal).Secara umum, bangunan masjid ini terdiri dari gedung induk, gedung pendahulu, teras raksasa, dan emper keliling. Gedung pendahulu terletak di belakang gedung utama. Fungsi utama gedung pendahulu adalah sebagai ruangan tambahan menuju gedung utama, sedangkan emper keliling adalah ruangan samping yang mengapit gedung utama yang juga disebut teras keliling. Sementara itu, bangunan teras raksasa terletak di sebelah kiri belakang gedung utama. Bangunan teras ini sengaja dibuat untuk menampung jamaah shalat dalam jumlah besar, seperti pada saat shalat Idulfitri dan Iduladha. Teras raksasa juga sering difungsikan sebagai tempat acara-acara keagamaan, seperti lomba seni baca Al-Qur‘an (MTQ) dan manasik haji.Wisatawan yang berkunjung ke masjid ini juga dapat menyaksikan bedug terbesar di Indonesia. Bedug ini bergaris tengah sekitar 2 meter dengan panjang 3 meter dan berat 2,3 ton. Konon, bedug ini terbuat dari pohon meranti yang telah berumur 300-an tahun. Selain itu, pengunjung juga dapat menyaksikan menara masjid yang terletak di sebelah timur dengan ketinggian 6.666 cm dengan diameter 5 meter. Ketinggian ini melambangkan jumlah ayat dalam Al-Qur‘an. Tidak jauh dari lokasi masjid, pengunjung juga dapat mengunjungi obyek wisata lain, seperti Monumen Nasional dan Pasar Baru. 

 

 

 

C. Lokasi

 

Masjid ini terletak di Jalan Pintu Air, Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta, Indonesia.

 

 

 

D. Akses

 

Lokasi Masjid Istiqlal cukup mudah dijangkau, karena berdekatan dengan Stasiun Gambir. Untuk mencapai lokasi, dari Bandara Sukarno-Hatta menuju arah stasiun, pengunjung dapat menggunakan kendaraan umum, seperti metronimi dan bus Transjakarta. Dari Stasiun Gambir, pengunjung dapat berjalan kaki atau menggunakan ojek menuju Masjid Istiqlal.

 

 

 

E. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

 

Masjid Istiqlal sampai saat ini telah mempunyai fasilitas-fasilitas penunjang, seperti ruang sidang, dua gedung aula, Kantor Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI), ruang tunggu (VIP), dan unit pelaksana teknis. Unit pelaksana teknis masjid terdiri dari pramuka, taman kanak-kanak, perpustakaan, KBIH, koperasi, poliklinik, hingga pengajian. Masjid ini juga digunakan kantor lembaga-lembaga keagamaan, di antaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI), Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan Pusat (BP4), Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur‘an (LPTQ) Tingkat Nasional, Pusat Perpustakaan Islam Indonesia (PPII), Himpunan Seni dan Budaya Islam (HSBI), Ikatan Persaudaraan Qori Qoriah Hafizh Hafizhah Indonesia (IPQOH), Kantor Majalah Tabloid Jum‘at, Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Islam Indonesia (BMOIWI), dan Kantor Sekretariat Majelis Ilmuan Muslimah Sedunia Cabang Indonesia.Wisatawan yang berkunjung juga dapat mengikuti acara-acara keagamaan yang diselengarakan di masjid ini, di antaranya tausiyah, pengajian tafsir Al-Qur‘an, tabligh akbar, dan perayaan peringatan hari besar keagamaan. Selain itu, bagi pengunjung yang ingin berlama-lama di sini, tak perlu khawatir, karena di kompleks masjid ini terdapat warung makan, toko suvenir, dan toko cenderamata.

 

 

 

Sumber : www.wisatamelayu.com

 

 

 

 

 

 


0 komentar:

Posting Komentar